Tata Cara Beragama Seorang Mukmin
Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin
Tata Cara Beragama Seorang Mukmin adalah ceramah agama dan kajian Islam oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Sabtu, 21 Jumadil Akhir 1444 H / 14 Januari 2023 M.
Kajian Tentang Tata Cara Beragama Seorang Mukmin
Tata cara beragama seorang mukmin diambilkan dari tiga prinsip dasar berdasarkan Al-Qur’an dan hadits Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Prinsip dasar tersebut adalah:
- Mengagungkan dalil-dalil syariat dan tunduk patuh kepada dalil-dalil tersebut.
- Bersandar kepada hadits-hadits yang shahih.
- Kebenaran memahami dalil-dalil syariat.
1. Pengagungan Terhadap Dalil-Dalil Syariat
Menit ke-7:15 Dalil-dalil syariat yang dimaksud adalah Al-Qur’an dan hadits Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dalil yang menunjukkan akan hal ini, di antaranya adalah surah An-Nur ayat 51-52. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٥١﴾ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ ﴿٥٢﴾
“Sesungguhnya ucapan orang-orang beriman, jika diajak kepada Allah dan RasulNya agar menghakimi di antara mereka, mereka mengucapkan: ‘Kami mendengar, dan kami taat.’ Dan merekalah orang-orang yang beruntung. Siapa yang taat kepada Allah dan RasulNya dan takut serta bertakwa kepadaNya, mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. An-Nur[24]: 51-52)
Dari ayat ini kita ambil pelajaran, bahwa sikap orang-orang beriman adalah sangat mengagungkan dalil syar’i. Apapun ayat dari Al-Qur’an, apapun hadits yang shahih dari Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka mereka mengatakan “Kami mendengar kemudian kami taati.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului di depan Allah dan RasulNya, dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hujurat[49]: 1)
Ayat ini juga memberikan pelajaran tentang sikap orang beriman dalam beragama. Yaitu sangat mengagungkan dalil-dalil syar’i. Mereka tidak berani mendahului Al-Qur’an atau hadits Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan pendapatnya, dengan perasaannya, dengan akal/logikanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidak pantas bagi seorang laki-laki beriman atau perempuan beriman, jika Allah dan RasulNya telah menetapkan sebuah perkara, mereka memiliki pilihan lain dari perkara mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab[33]: 36)
Kalau sudah ada ayatnya, maka mereka berdiri tegak lurus di batasan dalil, tidak memiliki pilihan lain kecuali dalil syar’i.
Bagaimana praktik Salafush Shalih dalam mengagungkan dalil? Mari kita download dan simak mp3 kajiannya.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52613-tata-cara-beragama-seorang-mukmin/